KOTA MOJOKERTO - Maraknya wabah PMK di Mojokerto Raya menjadi atensi pihak Polresta Mojokerto dan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto. Dalam hal ini Disperta kembali merilis data terbaru terkait penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) per 16 Mei 2022 di Mojokerto Raya, selasa (17/04/2022).
Kapolresta Mojokerto, AKBP Rofiq Ripto Himawan, S.I.K., S.H., M.H. mengatakan sesuai yang atensi Kapolda Jawa Timur, di mana Mojokerto menjadi satu wilayah yang terdampak wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi.
Langkah-langkah yang dilakukan Kepolisian (Polresta Mojokerto) akan berkolaborasi dengan Tiga Pilar bersama dinas-dinas terkait untuk melakukan pengawasan terutama lalu lintas (Jual beli) ternak sapi yang sementara dilarang masuk dari maupun luar wilayah Mojokerto.
“Kami juga memerintahkan Bhabinkamtibmas bersama Tiga pilar di desa-desa agar turut membantu melakukan pendataan terkait warga yang memiliki ternak dan terindikasi terkena wabah penyakit PMK tersebut, ” ungkap Kapolresta Mojokerto, Selasa (17/5/2022).
Menjual ternak sapi mereka dengan harga murah yang dapat merugikan masyarakat sendiri.
Dia berharap masyarakat terutama peternak sapi dapat mengikuti imbauan dari Kepala Desa, Bhabinkamtibmas dan dinas terkait untuk pengendalian wabah penyakit PMK tersebut.
“Masyarakat terutama yang memiliki ternak sapi agar mengikuti SOP oleh dinas terkait, mengikuti saran dari Kepala Desa, Bhabinkamtibmas dengan pemberian vaksinasi, , obat dan vitamin, ” pungkas AKBP Rofiq Ripto Himawan.
Pihaknya juga telah memerintahkan seluruh Kapolsek terutama di wilayah Jetis, Gedeg, Dawarblandong dan Kemlagi mengoptimalkan pengawasan ternak sapi dari luar daerah yang masuk di kawasan utara sungai.
Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit PMK pada ternak agar tidak semakin meluas.
Apabila diperlukan pihak Kepolisian juga akan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam hal rutinitas menjual ternak sapi
Selain antisipasi penyebaran wabah PMK, Polresta Mojokerto dan dinas terkait menemukan data sapi yang sembuh dari wabah PMK tercatat 66 ekor. Sehingga, total sapi sembuh mencapai 297 ekor.
Selain data sapi yang sembuh, Disperta Kabupaten Mojokerto juga memaparkan jumlah sapi yang mati akibat PMK atau foot and mouth disease mengalami peningkatkan dibandingkan data kemarin, Minggu (15/5/2022). Sapi yang mati akibat PMK bertambah satu ekor, sehingga per 16 Mei jumlah sapi yang mati menjadi 21 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nurul Istiqomah menyebut, sapi yang dijual juga meningkat dua ekor. Sehingga, dibandingkan data kemarin, kini jumlah sapi yang dijual menjadi 7 ekor. Sementara sapi yang dipotong paksa tidak ada penambahan, jumlahnya tetap 5 ekor.
“Data hari ini, yang sakit 1.221 ekor, itu termasuk 5 kambing, sisanya sapi. Kalau ditotal, jumlah sapi sakit, sembuh, mati, dijual dan potong paksa, jumlah total kasus ada 1.551 kasus, ” ungkapnya. (MK/RH)